Adaji, E. E., Ekezie, W., Clifford, M., & Phalkey, R. (2019). Understanding the effect of indoor air pollution on pneumonia in children under 5 in low- and middle-income countries: a systematic review of evidence. Environmental Science and Pollution Research, 26(4), 3208–3225. https://doi.org/10.1007/s11356-018-3769-1
Ceria, I. (2016). Hubungan faktor risiko intrinsik dengan kejadian pneumonia pada anak balita. Jurnal Medika Respati, 11(4), 1907–3887.
Darmawati, A. T., Sunarsih, E., & Trisnaini, I. (2016). Hubungan faktor kondisi fisik rumah dan perilaku dengan insiden pneumonia pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Yosomulyo Kota Metro. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(1), 6–13. https://doi.org/https://doi.org/10.26553/jikm.2016.7.1.6-13
Dewiningsih. (2018). Faktor lingkungan dan perilaku kejadian pneumonia balita usia 12-59 bulan. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 2(3), 453–464. https://doi.org/10.15294/HIGEIA.V2I3.23512
Fataruba, I., Suhartono, & Sulistiyani. (2019). The correlation of house’s physical environment factors with infants Pneumonia in working areas of Community Health Center Sirimau District, in 2017 in Ambon City. IOSR Journal of Nursing and Health Science, 8(2), 45–48. https://doi.org/10.22214/ijraset.2019.2098
Fikri, B. A. (2017). Analisis faktor risiko pemberian ASI dan ventilasi kamar terhadap kejadian pneumonia balita. The Indonesian Journal of Public Health, 11(1), 14–27. https://doi.org/10.20473/ijph.v11i1.2016.14-27
Hayati, A. M., Suhartono, & Winarni, S. (2017). Hubungan antara faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Semin I Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(5), 441–450.
Juni, M., Nurjazuli, & Suhartono. (2016). Hubungan faktro kualitas lingkungan rumah dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Banjarmangu 1 Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 15(1), 6–13.
Khasanah, M., Suhartono, S., & Dharminto, D. (2016). Hubungan kondisi lingkungan dalam rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Puring Kabupaten Kebumen. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(5), 27–34.
Korelia, E. R. (2017). The relationship between the physical environment of the house and the incidence of pneumonia in children. Health Notions, 1(4), 375–382.
Kurniasih, E., Suhartono, & Nurjazuli. (2015). Hubungan faktor lingkungan fisik rumah dengan kejadian penyakit pneumonia pada balita (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas Candi Lama Kecamatan Candisari Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 3(1), 501–512.
Maulana, M., Rahmatun Handari, D., Dwi Jatmika, S. E., & Sunarti, H. (2018). Determinant factors of pneumonia among toddlers. International Journal of Public Health Science (IJPHS), 7(1), 51. https://doi.org/10.11591/ijphs.v7i1.10156
Ministry of Health RI. (2011). Indonesian minister of health regulation number 1077/Menkes/PER/2011 about guidelines of indoor air quality health. Jakarta: Ministry of Health RI.
Ministry of Health RI. (2018). Indonesia Health Profile 2017. Jakarta: Ministry of Health RI. https://doi.org/10.1007/978-3-658-23670-0_31-1
Nilandita, W. (2018). Study of physical environment factors on pneumonia in Indonesia. International Conference on Sustainable Health Promotion 2018, 52–55.
Nirmolia, N., Mahanta, T. G., Boruah, M., Rasaily, R., Kotoky, R. P., & Bora, R. (2018). Prevalence and risk factors of pneumonia in under five children living in slums of Dibrugarh town. Clinical Epidemiology and Global Health, 6(1), 1–4. https://doi.org/10.1016/j.cegh.2017.07.004
Nuretza, J. A., Suhartono, & Winarni, S. (2017). Hubungan antara perilaku keluarga dan kondisi lingkungan dalam rumah dengan kejadian pneumonia pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(5), 696–705.
Nurnajiah, M., Rusdi, & Desmawati. (2016). Hubungan status gizi dengan derajat pneumonia pada balita di RS. Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(1), 250–255. https://doi.org/10.25077/jka.v5i1.478
Pratiwi, D. S., Yunus, M., & Gayatri, R. W. (2018). Hubungan antara faktor perilaku orang tua dengan kejadian pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Preventia: The Indonesian Journal of Public Health, 3(2), 1–13.
PrayGod, G., Mukerebe, C., Magawa, R., Jeremiah, K., & Török, M. E. (2016). Indoor air pollution and delayed measles vaccination increase the risk of severe pneumonia in children: results from a case-control study in Mwanza, Tanzania. PLoS ONE, 11(8), 1–13. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0160804
Ramdan, I. M., Anggun, N. P., & Rahmat, A. F. (2018). Risk factor of pnemonia among children aged under 5 Years. a case control study in Samarinda, Indonesia. International Journal of Medical Science and Clinical Invention, 5(3), 3601–3605. https://doi.org/10.18535/ijmsci/v5i3.08
Sari, D. K., Rahardjo, M., & Joko, T. (2018). Hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada anak balita di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(6), 61–68.
Suryati, S., Natasha, N., & Id’ys, N. (2018). Hubungan faktor lingkungan fisik dan sosial ekonomi keluarga terhadap kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi. Jurnal Daur Lingkungan, 1(2), 46–54. https://doi.org/10.33087/daurling.v1i2.10
Wulandari, P. S., Suhartono, & Dharminto. (2016). Hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Jatisampurna Kota Bekasi. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 4(5), 125–133.
Sekilas
Program Architecture of Sustainable Housing and Real Estate memiliki misi untuk menghasilkan lulusan yang berintegritas, kredibel, berkarya secara kreatif dalam merancang hunian dan real estat berkelanjutan, berempati dan menjawab kebutuhan masyarakat dan lingkungan.
Program Architecture of Sustainable Housing and Real Estate memiliki kompetensi lulusan
sebagai berikut:
-Mampu untuk merencanakan dan merancang sebuah rumah tinggal secara tunggal.
-Mampu untuk merencanakan dan merancang sebuah housing estate dalam skala kecil,
yakni dibawah 20 rumah
-Mampu merencanakan masterplan housing estate dengan luasan mencapai 10 Ha
-Mampu secara kreatif melakukan rancangan renovasi rumah.
Prospek Lulusan
Beberapa bidang yang saat ini banyak membutuhkan sumber daya dengan kompetensi
penguasaan teknologi digital di bidang housing dan real estat sehingga dapat menghasilkan
produk kreatif, yakni:
-Residential Design Planner
-Real Estate Developer
-Home Designer
-Graphic Designer in Housing
-Animator interior and housing
-Housing Renovator
-Property Consultant